Minggu, 29 Maret 2020

Grand Palace & Vimanmek Mansion Bangkok


Dari Wat Pho aku berjalan lumayan jauh ke Grand Palace, sekitar 500-800 meter jaraknya. Grand Palace adalah istana Raja Thailand yang masih digunakan. Enaknya jalan kaki bisa langsung berhenti di spot foto yang menurutku menarik. Melewati patung Gajah berwarna Pink, kantor pemerintahan dan berpapasan dengan para tentara berkuda yang sedang patroli keliling benteng istana Grand Palace.


Harga tiket masuk Grand Palace 500 Bath. Tiket ini masih bisa digunakan untuk masuk Vimanmek Mansion nanti. Jadi jangan dibuang ya.

Sebelum masuk tas kita dicek oleh petugas keamanan. Memasuki lorong selasar istana terus lalu belok ke kanan. Di halaman yang luas ada beberapa gazebo dan kuil dibangun di dalam komplek istana. Ada kuil yang isinya patung Buddha yang terbuat dari batu Zamrud yang dilapisi emas. Sayang pengunjung tidak boleh memotretnya. Patung dan relief  lambang Kerajaan Thailand banyak terdapat disini, seekor Garuda yang cakar-cakarnya mencengkram sembilan ular naga.


Para turis yang didominasi dari negeri Tiongkok memenuhi komplek istana ini sampai aku bingung untuk memotret sekitarnya. Beruntunglah aku menemukan sudut yang menarik perhatianku. Diantara dua puncak emas yang menjulang.

Aku mengunjungi Vimanmek Mansion keesokkan harinya. Vimanmek Mansion adalah salah satu istana Kerajaan Thailand yang keseluruhan bangunannya terbuat dari kayu jati pilihan. Mungkin satu-satunya istana kayu jati terbesar di dunia.


Sebelum masuk aku diperiksa tiket dan semua barang bawaan. Aku harus menyewa locker, tempat penitipan tas, dompet, kamera berikut telepon seluler sekitar 10 bath. Pengunjung dilarang membawa tas dan memotret isi mansion.

Ketika memasuki mansion alas kaki harus dilepas dan diletakkan di area basement. Aku menaiki tangga menuju ke lantai atas. Dibeberapa sudut dan dinding dipajang hiasan dan foto-foto anggota Kerajaan berikut tulisan sebagai dokumentasi Kerajaan. Ditiap-tiap bilik kamar lengkap dengan perabot yang tentunya tidak bisa kita masuki karena dipalang.


Ada satu bilik kamar yang menarik perhatianku. Ruangan yang penuh dengan batu permata, intan, dan berlian. Banyak dan besar-besar ukurannya. Kilauannya sungguh memukau. Ya harap maklum perempuan itu suka yang blink-blink hehehe. Mungkin itu sebabnya pengunjung tidak boleh membawa tas ataupun kamera dan telepon seluler. Khawatir dicuri sepertinya.

Setelah mengelilingi tiap ruangan aku keluar dari Mansion. Sempat jajan es lilin a la Bangkok di kantin belakang. Enak dan segar cocok dengan udara yang panas. Sambil menikmati es aku memperhatikan taman disekitar Mansion ini. Ada beberapa burung gagak beterbangan dari pohon ke pohon. Aku takjub melihatnya. Jarang-jarang aku melihat burung gagak ditengah kota. Sepertinya burung itu peliharaan Mansion ini. Ada kolam- kolam kecil berisi ikan koi, kura-kura dan di sisi lain aku melihat ada beberapa biawak.

Entah mengapa aku merasa nyaman disini dan berharap bisa menginap di Vimanmek Mansion itu. Hadeeh ngarep.com.

Sabtu, 14 Maret 2020

Lewati Wat Arun Wat Pho



Pagi hari setelah sarapan di hotel Astera Sathorn aku berjalan kaki ke dermaga Saphan Taksin untuk naik perahu  ke Wat Arun. Wat Arun adalah tempat ibadah umat Buddha sebagaimana candi. Kebetulan Wat Arun berada di tepi Sungai Chao Praya sehingga lebih mudah menyusurinya. Ternyata ramai juga orang-orang yang naik perahu ini. Aku jadi tidak dapat tempat duduk, akhirnya berdiri di bagian belakang.



Turun dari perahu kemudian lanjut naik perahu rakit. Di perahu rakit tampak seorang rahib duduk di bagian depan. Sepertinya dia juga mau ke Wat Arun.



Sampai di Wat Arun aku menyewa pakaian khas Thailand. Ada beberapa stand yang menyewakan pakaian sekitar 50-100 Bath. Aku langsung berfoto dengan latar Wat Arun. Di sini juga ada yang menjual cenderamata. Kebetulan aku bisa beli tas 3 buah seharga 100 Bath. Wat Arun lebih bagus dikunjungi ketika matahari terbit sunrise atau terbenam sunset.



Dari Wat Arun aku naik perahu rakit lagi untuk menyebrang sungai. Tujuanku Wat Pho, atau lebih dikenal candi dengan patung Buddha Tidur.


Sampai diseberang sungai, aku melewati pasar untuk ke Wat Pho. Sebenarnya dekat sekali jaraknya dari Wat Arun ke Wat Pho, sekitar 100 meter. Setelah membayar tiket masuk 50 Bath aku langsung ke dalam. Ternyata Wat Pho luas juga. Aku masuk ke bangunan utama tempat patung Buddha tidur yang besar. Patung ini dilapisi emas. Disisir kanan ada beberapa mangkok yang berjajar jika kita ingin berderma untuk para rahib/biksu.


Saat aku sedang memotret datang rombongan turis lain. Oh beberapa remaja Rusia yang semalam aku lihat di Asiatique. Mereka sepertinya terkejut melihatku sedang memotret. Aku bergegas pergi dari tempat itu untuk mencari spot foto yang lain.